Isya', terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya' diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan harinya. Menurut Imam Syi'ah, Shalat Isya' boleh dilakukan setelah mengerjakan Shalat Maghrib.
Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit, hingga terbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu Shubuh diawali ketika terbitnya fajar shaddiq, hingga sesaat sebelum terbitnya matahari (syuruq).
Perlu diketahui, bahwa sesaat setelah matahari terbenam, langit kita tidak langsung gelap, karena bumi kita memiliki atmosfer sehingga meskipun matahari berada di bawah horizon (ufuk barat), masih ada cahaya matahari yang direfraksikan di langit.
Dari sisi astronomis, cahaya di langit yang terdapat sebelum terbitnya matahari dan setelah terbenamnya matahari dinamakan twilight, yang secara harfiah artinya "cahaya diantara dua", yakni antara siang dan malam. Dalam bahasa Arab, "twilight" disebut syafaq. Secara astronomis, terdapat tiga definisi twilight:
- Twilight Sipil, yakni ketika matahari berada 6° di bawah horizon
- Twilight Nautikal, yakni ketika matahari berada 12° di bawah horizon
- Twilight Astronomis, yakni ketika matahari berada 18° di bawah horizon
Astronom menganggap "Twilight Astronomis Petang" menandakan dimulainya malam hari; namun definisi ini adalah untuk keperluan praktis saja.
Secara astronomis, waktu Shubuh merupakan kebalikan dari waktu Isya'. Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya yang menjulang tinggi (vertikal) di ufuk timur; Ini dinamakan "fajar kadzib". Cahaya tersebut kemudian menyebar di cakrawala (secara horizontal), dan ini dinamakan "fajar shaddiq".
0 komentar:
Posting Komentar