Khotbah Yesus di bukit merupakan rumusan ajaran Yesus.
Ada dua saduran dari tabligh ini, satu di Kitab Injil
karangan Matius dan yang satu lagi di Kitab Injil karangan
Lukas. Kedua saduran ini tidak sama. Periksa dan
bandingkanlah MATIUS 5, 6 dan 7 dan LUKAS 6: 17 - 49.
Sebagaimana diketahui Yesus berbahasa Aramea, dan naskah
ajarannya dalam bahasa ini sudah tidak ada lagi, dan menurut
para sarjana tidak mungkin ditemukan lagi. Dapat dikatakan
bahwa naskah itu adalah Injil Yesus yang asli, yang
tersimpan oleh saudaranya se-ibu,
Yakub, Ketua Jemaat, di
mihrab Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pada tahun 62 Yakub
terbunuh atas perintah Ananas, Imam Besar Yahudi.
Pemberontakan (67-70) melawan orang Romawi berakhir dengan
dibumi-ratakannya Yerusalem.
Perlu ditekankan bahwa pengikut sejati dari ajaran Yesus ini
adalah dari pada Bani Israil (Yahudi). Mereka dinamakan
"Nazoreans (Nazarenes, Nasarah)" taat kepada syari'at Nabi
Musa a.s., percaya bahwa Yesus, putera gadis Mariam a.s.,
adalah Al-Masih. Mereka merupakan suatu jemaat, suatu sekte
tasawuf yang mirip sekali, menurut hasil penyelidikan Dead
Sea Scrolls, dengan tarekat kaum Essi. Mereka tidak
bergereja dan bukan Kristen, bahkan dikafirkan kemudian oleh
kaum mualaf Nasrani yang mendewakan Yesus laksana "Penebus
Dosa."
Kitab Injil yang katanya, karena tiada bukti, karangan
Matius tersiar kira-kira pada tahun 79. Matius (Ibrani:
Mattihyah; artinya "anugerah Ilahi"), putera dari Alpius,
seorang Yahudi yang berbahasa Aramea (semula pemungut cukai
dari Kapernaum) adalah hawari (discipel) dari Yesus.
Autograph dalam bahasa Aramea dari karangannya yang kemudian
disebut Injil, tidak ada lagi. Hanya ada codices dalam
bahasa Griek-Koine, yaitu bahasa Yunani sehari-hari,
salinan-salinan dari yang lain-lainnya.
Tidak diketahui siapa penterjemahnya dan para penyalinnya.
Adapun Kitab Injil yang katanya, juga tiada bukti, karangan
Lukas ini tersiar kira-kira antara tahun 145 - 155. Lukas,
seorang Griek mualaf yang tidak berbahasa Aramea, adalah
dukun dan teman jalan dari Paulus. Lukas tidak kenal Yesus.
Autograph dari tulisannya yang kemudian disebut Injil, pun
tidak ada. Hanya terdapat salinan-salinan dari
salinan-salinan yang berlain-lainan. Siapa para penyalinnya
tidak diketahui pula
Dari kedua saduran tersebut dapat dinilai betapa tingginya
ajaran akhlak dari Yesus.
Perlu kiranya diterangkan di sini bahwa menurut segala
kamus, Tuhan adalah God dan Heer adalah Tuan. Dalam Bijbel
naskah Belanda dan Inggris disebut Heer dan Lord, akan
tetapi dalam naskah Indonesia diterjemahkannya Heer, Lord
dengan Tuhan; hingga bila diterjemahkan kembali menjadi God;
hal mana menyesatkan pembaca dan meng-ilahkan Yesus. Tidak
disebutnya God Jezus, tetapi Heer Jezus, yaitu Sayidina
(Tuan Kami) Isa. Jelaslah pula dengan kata Bapaku dan Bapamu
dimaksudnya Allah, tanpa perbedaan antara kedua Bapa itu.
Yesus sendiri menyebut dirinya Anak Manusia. Ketahuilah
bahwa dalam bahasa-bahasa Semit, tidak dikenal huruf besar,
huruf kapital (hoofdletter)
Pendeta Dr. A.P. Davies menguatkan apa yang tersebut di atas
di dalam bukunya "The First Christian" pada halaman 128,
begini: "Menurut pendapat banyak scholar, satu dari pada
sebab-sebab yang utama dari perubahan status Yesus, dari
Masih Yahudi hingga menjadi Pembebas alam-dunia, terletak
pada penggunaan istilah "Lord." Dalam bahasa Ibrani kata
ADONAI cuma berarti Yehovah, Tuhan yang Satu dan yang
Satu-satunya, dan Yesus tidak mungkin disebut Lord. Dalam
bahasa Aramea (MARAN) sudah mulai ada suatu perubahan. Para
dewa pembebas Suria adalah "lords." Dalam bahasa Yunani
(KURIOS), kata ini pasti mempersamakan Yesus dengan seorang
dewa - pembebas seperti lord-lord lain dari agama-agama
mystery. Bukannya kata "kurios" diperuntukkan khas guna
maksud ini. Kata "kurios" dapat dipersamakan dengan kata
"sir" dalam bahasa Inggris. Tetapi kalau kata itu digunakan
tentang Caesar atau tentang seorang dewa pembebas, maknanya
menjadi agung. Kata itu tentu dapat dipakai tentang Yesus
dalam arti yang lebih tinggi sesudah ia ditablighkan kepada
orang; kalau tidak Yesus akan lebih direndahkan dan pada
kedudukan dewa-dewa Attis, Tammuz atau Osiris. Sesudah kata
itu dipakai bagi Yesus, maka beliau, tidak mungkin lain,
memperoleh beberapa tabiat dari para dewa-pembebas.
Ide tentang pembebas sebagai Putera Tuhan sudah ada beberapa
abad sebelum Paulus, pada agama Hellenic (Griek Kuna), pada
Gnosticism, pada gerakan Hermetic. Concept Ibunda Tuhan yang
kini dihubungkan dengan Maria, Ibu dari Yesus, telah jauh
berkembang pada dewi Isis, Cybele dan banyak lagi "mater
dolorosas" lain.
Dodd dalam studinya yang tersohor tentang istilah-istilah
dalam bahasa Ibrani dan Yunani dari Wasiat Lama, memeriksa
kata-kata seperti 'God," 'Law," "Sin," "Atonement," "Faith,"
dan memperlihatkan bagaimana maknanya berubah kalau Ibrani
diganti dengan Yunani. |
0 komentar:
Posting Komentar